UI vs. UX: What’s the difference?

Apa Itu QA Tester dan Apa yang Mereka Kerjakan?

Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, kualitas adalah hal utama. Sebagus apa pun desain atau fitur aplikasi, jika sering terjadi bug atau error, pengguna akan kecewa dan mungkin meninggalkan aplikasi tersebut. Di sinilah peran QA Tester (Quality Assurance Tester) sangat dibutuhkan.

Pengertian QA Tester

QA Tester adalah seorang profesional yang bertugas untuk memastikan kualitas aplikasi atau sistem sebelum dirilis ke pengguna. QA Tester menguji apakah software sudah sesuai dengan kebutuhan, bebas dari bug, dan mampu memberikan pengalaman yang baik kepada pengguna.

Tujuan utama dari QA Tester bukan hanya menemukan bug, tetapi juga menjaga agar perangkat lunak bekerja stabil, sesuai kebutuhan bisnis, dan layak digunakan.

Tugas Sehari-hari QA Tester

Seorang QA Tester memiliki berbagai tugas, di antaranya:

1. Menganalisis Dokumen dan Spesifikasi Proyek

QA Tester membaca dan memahami dokumen fungsional, spesifikasi teknis, dan user story. Tujuannya adalah mengetahui bagaimana aplikasi seharusnya bekerja.

2. Membuat Test Plan dan Test Case

Mereka menyusun rencana pengujian (test plan) dan skenario pengujian (test case) untuk menguji berbagai kondisi, baik kondisi normal (positive testing), salah (negative testing), maupun ekstrem (edge case).

3. Melakukan Pengujian Manual

QA melakukan pengujian langsung pada aplikasi dengan cara mengeklik tombol, mengisi formulir, mengganti data, dan sebagainya, seperti pengguna biasa.

4. Melakukan Pengujian Otomatis (Automation Testing)

Di beberapa proyek, QA juga membuat skrip otomatis menggunakan tools seperti Selenium, Cypress, atau Katalon Studio untuk mempercepat proses pengujian berulang.

5. Mencatat dan Melaporkan Bug

Setiap kesalahan atau ketidaksesuaian yang ditemukan dicatat dengan detail menggunakan tools seperti JIRA, Bugzilla, atau Trello, lengkap dengan langkah reproduksi dan tingkat keparahannya.

6. Regression Testing

Setelah bug diperbaiki oleh developer, QA akan melakukan pengujian ulang untuk memastikan bug telah benar-benar hilang dan tidak menyebabkan bug baru.

7. Pengujian Performa dan Stabilitas (Opsional)

QA dapat menguji kecepatan aplikasi, daya tahan saat digunakan banyak pengguna (load testing), dan kestabilannya di berbagai kondisi.

8. Berkolaborasi dengan Tim

QA Tester bekerja sama dengan tim developer, product owner, dan desainer untuk memastikan produk memenuhi standar kualitas.

Jenis-Jenis Pengujian yang Dilakukan QA

Jenis PengujianPenjelasan Singkat
Functional TestingMenguji apakah fungsi aplikasi bekerja sesuai spesifikasi
UI/UX TestingMenguji tampilan dan kemudahan penggunaan aplikasi
Regression TestingPengujian ulang setelah perbaikan bug
Smoke TestingPengujian cepat untuk memastikan fitur utama berfungsi
Load/Stress TestingMenguji performa saat kondisi beban tinggi
Security TestingMengidentifikasi celah keamanan pada aplikasi
Cross-Platform TestingMenguji aplikasi di browser dan perangkat yang berbeda

Tools yang Digunakan QA Tester

KategoriContoh Tools
Test ManagementTestRail, Zephyr
Automation TestingSelenium, Cypress, Katalon
API TestingPostman, REST Assured
Bug TrackingJIRA, Bugzilla
Load TestingJMeter, Locust

Skill yang Harus Dimiliki QA Tester

  • Ketelitian dan perhatian terhadap detail
  • Kemampuan berpikir logis dan analitis
  • Kemampuan menulis laporan yang jelas dan akurat
  • Dasar pemrograman (untuk automation)
  • Pemahaman tentang Software Development Life Cycle (SDLC)
  • Kemampuan komunikasi dan kerja tim yang baik

Perbedaan QA Tester vs QA Engineer

QA TesterQA Engineer
Fokus pada pengujian fiturFokus pada strategi jaminan kualitas
Melakukan pengujian manual/otomatisMerancang dan membangun framework pengujian
Eksekusi test casePerencanaan jangka panjang QA
Lebih operasionalLebih strategis dan teknikal

Kesimpulan

QA Tester adalah penjaga kualitas dalam proses pengembangan aplikasi. Mereka memastikan bahwa aplikasi bekerja sesuai harapan, bebas dari bug, dan mampu memberikan pengalaman terbaik untuk pengguna.

Dengan peran QA Tester yang kuat, risiko error saat peluncuran produk dapat diminimalkan, kepercayaan pengguna tetap terjaga, dan reputasi produk menjadi lebih baik.